sifat-sifat Allah SWT
Bab II : Sifat-sifat Allah
SWT
A. Sifat - Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Allah SWT
Sifat-sifat Allah berarti keadaan yang
berhubungan dengan zat Allah, sesuai dengan keagungan-Nya. Zat dan sifat Allah
tidak dapat dibayangkan oleh pikiran manusia. Sifat Allah dibagi menjadi tiga
macam, yaitu sifat wajib, mustahil dan jaiz.
1.
Sifat wajib Allah SWT
Yang dimaksuk sifat wajib Allah SWT ialah
sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT yang sesuai dengan keagungan-Nya
sebagai pencipta alam seisinya. Dalam ilmu aqa’id,
disebutkan bahwa sifat wajib Allah SWT ada 13, antara lain sebagai
berikut.
a.
Allah SWT bersifat Ada (wujud)
Adanya Allah SWT dapat dibuktikan dengan adanya
alam ini. Semua barang yang ada di lingkungan kita pasti ada yang menbuat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali Imran/3:2
b.
Allah SWT bersifat Terdahulu (Qidam)
Allah SWt adalah pencipta alam semesta. Dia
lebih dahulu ada sebelum ala mini ada. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam
Q.S. al-Hadid/57:3
c.
Allah SWT
berdifat Kekal (Baqa’)
Semua mahkluk ciptaan Allah SWT akan rusak,
sedangkan Dia sebagai pencipta tidak akan rusak. Allah SWT akan kekal selamanya
dan Dia tidaka akan pernah mati, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.
ar-Rahman/55:26-27
d.
Allah SWY
berdifat Berbeda dengan Ciptaan-Nya (Mukhalafatu lil Hawadisi)
Allah SWY memiliki sifat yang sempurna dan
istimewa. Sifat Allah SWT berbeda dengan sifat makhluk-Nya. Jika
ada kesamaan, hanya sama namanya, sedangkan kesempunaan-Nya tidak sama.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. asy-Syura/42:11
e.
Allah SWT berdifat berdiri
dengan sendirinya (Qiyamuhu Binafsihi)
Allah SWT sebagai pencipta alam adalah
Mahakuasa. Dia tidak memerlukan bantuan dari kekuatan lain karena mempunyai
kekuatan yang ada pada diri-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali
‘Imran/3:2
f.
Allah SWT bersifat Maha Esa
(Wahdaniyyah)
Manusia dituntut untuk meyakini bahwa wujud
Allah Naha Esa, artinya Dia tidak terbilang dua, tiga, dan seterusnya. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam Q.S. al-Ikhlas/112:1-4
g.
Allah SWT bersifat Maha Kuasa (Qudrah)
Dia kuasa menciptakan alam, mampu memelihara,
dan sanggup menghancurkannya tanpa bantuan kekuasaan lain. Sebagaimana Allah
berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2:20
h.
Alah SWT bersifat
Berkehendak (Iradah)
Jika Allah berkehendak, tidak satu pun yang
dapat menolak. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Yasin/36:82
i.
Allah SWT bersifat Maha
Mengetahui (‘Alim)
Allah SWT adalah pencipta alam ini dan Dia mengetahui
semua cptaan-Nya. Allah berfirman sebagai berikut.
“….dan Allah Maha Mengetahui segala sesuati.”
(Q.S. al-Hujarat/ 49:16)
j.
Allah SWT bersifat Hidup (Hayat)
Seluruh kehidupan makhluk tunduk kepada Allah
SWT. Dia yang mengatur semua kehidupan makhluk hidup. Allah tidak akan mati dan
kekal selamanya. Firman Allah dalam Q.S.Ali ‘Imran/3:2
k.
Allah SWT bersifat Maha Mendengar
(Sama’)
Tidak ada sesuatu yang tidak didengar oleh Allah
SWT. Walaupun jumlah suara manusia ratusan juta, semua akan didengar oleh
Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Hujarat/49:1
l.
Allah SWT bersifat Maha
Melihat (Basar)
Allah yang mengatur, yang menjalankan , dan
mengawasi benda-benda, seperti matahari, bulan, bintang, dan planet-planet
lainnya. Semua itu bagi Allah tidak ada yang lepas dari penglihatan-Nya. Allah
SWT berfirman sebagai berikut.
“…..Akkah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. al-Baqarah/2:265)
m.
Allah SWT bersifat
Berfirman (Kalam)
Kalam berarti Allah berbicara melalui firman-Nya
yang berupa wahyu. Allah berfirman sebagai berikut.
“…..Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.”
(Q.S. an- Nisa’/4:164)
Adapun sebagian ulama yang
menambahkan dengan tujuh sifat wajib Allah sehingga menjadi dua puluh. Tujuh
sifat wajib yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a.
Qadiran
Berarti Allah maha kuasa
b.
Muridan
Berarti Allah maha berkehendak
c.
‘Aliman
Berarti Allah maha menegtahui
d.
Hayyan
Berarti Allah maha hidup
e.
Sami’an
Berarti Allah maha mendengar
f.
Basiran
Berarti Allah maha melihat
g.
Mutakalliman
Berarti Allah maha berbicara
2.
Sifat Mustahil Allah SWT
Sifat mustahil Allah berarti sifat yang secara
akal tidak mungkin dimiliki Allah. Dalam ilmu Tauhid , dinyatakan bahwa sifat
mustahil Allah ada 13, yaitu
a.
‘adam, artinya
tidak ada
b.
Hudus, artinya tidak ada
c.
Fana’, rudak
d.
Mumasalatu lil-hawadisi, artinya menyerupai
makhluk
e.
Qiyamuhu bigairihi, artinya membutuhkan
sesuatu selain diri-Nya
f.
Ta’addud,
artinya lebih dari Satu
g.
‘ajzun, artinya
lemh
h.
Karahah, rtinya terpaksa
i.
Jahlun, artinya bodoh
j.
Mautun, artinya mati
k.
Summun, artinya tuli
l.
‘umyun, artinya buta
m.
Bukyun, artinya bisu
3.
Sifat Jaiz Allah SWT
Sifat jaiz Allah berarti sifat kebebasan Allah,
yakni bebas yang dimiliki-Nya sebagai Tuhan semesta alam. Sifat jaiz Allah
ialah kebebasan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan
kehendak-Nya yang mutlak. Berikut ini kebebasan-kebebasan mutlak yang diiliki
Allah.
a.
Kebebasan untuk
Menciptakan atau tidak Menciptakan Sesuatu
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S.
al-Qasas/28:68
Ayat di atas menjelaskan bahwa apa yang hendak
diciptakan Allah tergantung pada kehendak-Nya semata.
Manusia hanya diberi hak untuk memohon kepada-Nya. Jika Allah mengabulkan,
jadilah apa yang dikehendaki manusia. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki,
apapun yang diinginkan manusia tidak akan terjadi. Sebagaimana Allah berfirman
dalam Q.S. an-Nur/24:4
b.
Kebebasan untuk Mengatur Semua Makhluk Sesuai
yang Dia Kehendaki
Kebebasan Allah dalam mengatur semua makhlik
telah ditegaskan dalam firman-Nya yang sekaligus merupakan do’a tuntunan bagi
kita. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran/
3:26
Semua perjalanan hidup yang dialami manusia ada
pada kekuasaan Allah SWT. Naiknya seseorang ke derajat yang tinggi atas
turunnya dari derajat rendah tidak terlepas darikuasa dan kehendak-Nya
B. Klasifikasi Sifat-Sifat Allah SWT
1.
Sifat Nafsiyah
Sifat nafsiyah adalah sifat yang berhubungan
dengan zat Allah semata,. Yang tergolong sifat nafsiyah adalah difat wujud.
Wujud adalah zat Allah yang mutlak atas diri-Nya, bukan merupakan tambahan dari
zat-Nya. Allah SWT sebagai penyebab pertama adanya sesuatu dengan sendiri-Nya.
Seandainya wujud Allah disebabkan atau dicptakan oleh sesuatu selain Dia,
berarti Allah tidak sempurna sifat-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S.
as-Sajadah/32:4-5
Dari kedua ayat tersebut, dapat diambil
pokok-pokok pengertian sebagai berikut.
a.
Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, yakni
1)
Masa pertama, semua alam masih berupa asap
atau kabut raksasa, lalu kabut raksasa pecah dan sakah satunya menjadi
bumi;
2)
Masa kedua, asap
atau kabut berubah menjadi air;
3)
Masa ketiga, mulai timbul kekeringan yang
akhirnya menjadi perbukitan;
4)
Masa keempat, mulai ada kehidupan di air dan
di bumi;
5)
Masa kelima dan kekenam, seperti yang kita
saksikan sekarang ini.
b.
Tidak ada penolong dan
pemberi syafaat selain Allah SWT. Ini berarti kekuasaan tunggal ada pada
Allah.
c.
Semua urusan ada di tangan Allah dan tidak ada
pihak lain yang ikut campur tangan dengan-Nya.
2.
Sifat Salbiyah
Salbiyah berarti negative atau buruk. Sifat
salbiyah berarti sifat yang tidak sesuai atau tidak layak untuk zat Allah.
Sifat salbiyah ada lima macam yang berlawanan dengan sifat qidam, baqa’,
mukhalafatu lil hawadisi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyyah.
Kelima sifat itu adalah sebagai berikut.
a.
Hudus
Hudus berarti permilaan. Sifat qidam menolak
adanya sifat hudus. Berdasarkan teori ad-Daur, alam ini adalah ciptaan Allah,
adanya Allah juga karena adanya alam. Pendapat demikian adalah mustahil karena
Allah disamakan dengan makhluk ciptaan-Nya.
Allah SWT berfirman.
“Dialah Yang Awal, dan Yang Akhir, Yang Zahir
dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S.
al-Hadid/57:3)
Allah tidak berawal dan tidak berakhir. Jika
Allah berawal, sebelum Allah berarti ada kekosongan. Hal ini sangat
bertentangan dengan akal. Oleh karena itu, sifat qidam menolak sifat
qudum.
b.
Fana’
Jika Allah SWT bersifat fana’, berarti Allah
mengalami kerusakan dan kepunahan. Dia tidak akan mengalami kerusakan dan
kepunahan sebagaimana makhluki-Nya.
“….segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah
….”(Q.S. al-Qasa/28:88)
c.
Mumasalatu lil Hawadisi
Jika Allah bersifat Mumasalatu lil Hawadisi yang
artinya Allah serupa dengan makhluk-Nya. Allah tidak akan pernah memerlukan apa
yang diperlukan makhlk-Nya. Allah berfirman
“…tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura/42:11)
d.
Ihtiyajun ila Ghairihi
atau qiyamuhu Ligairihi
Jika Allah bersifat ini berarti Allah memerlukan
bantuan pihak lain. Allah tidak memerlukan bantuan pihak lain dalam menciptakan
alam seisinya. Allah berfirman sebagai berikut.
“….Sunnguh Allah Maha Kaya..” (Q.S.
al-Ankabut/29:6)
e.
Ta’addud
Ta’adud berarti bebilang dua, tiga, atau lebih.
Seandainya Allah lebih dari satu, pasti timbul perebutan kekuasaan dan
aturan-aturan yang berbeda. Tuhan yang satu akan menyaingi Tuhan yang lain
sehingga akan mengakibatkan kehancuran. Allah berfirman dalam surat al-
Ikhlas/112:1
3.
Sifat Ma’ani
Sifat ma’ani adalah sifat wajib Allah yang dapat
digambarkan olah akal pikiran manusia dan dapat meyakinkan orang lain karena
kebenarannya dapat dibuktikan dengan panca indra. Sifat wajib Allahyang
tergolong dalam sifat ma’ani ialah qudrah, iradah, ilmu, hayat, sama’, basar,
dan kalam.
a.
Qudrah
Allah bersifat qudrah berarti Mahakuasa.
Mustahil Allah bersifat ‘ajzun yang berarti lemah atau tidak berdaya.
Alla SWT berfirman.
“ Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya.
Dan Dia Maha bijaksana, Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’am/6:18)
b.
Iradah
Allah SWT bersifat iradah yang berarti
berkehendak, mustahil bersifat karahah yang berarti dipaksa. Allah adalah zat
yang mengatur segala-galanya karena Dialah yang berkuasa dan memiliki alam
ini.
Sebagaimana Allah berfirman dalam
Q.S.an-Nahl/16:40
c.
‘Ilmu
Ilmu berarti mengetahui segala sesuatu. Lawan
katanya adalah jalun yang berarti bodoh. Allah mengetahui segala sesuatu, baik
yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Sebagaimana Allah berfirman dalam
Q.S. al-Hujarat/49:18
d.
Hayat
Hayat berarti hidup, sedangkan kebalikannya
adalah mautun yang berarti mati. Allah adalah zat yang hidup dan muastahil
mati. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. al-Furqan/25:58
e.
Sama’
Sama’ berarti mendengar, sedangkan kebalikannya
adalah summon yang berarti tuli. Allah Maha Mendengar segala macam bunyi dan
suara makhluk, baik yang keras maupun yang pelan. Sebagaimana Allah berfirman
dalam Q.S. al-Baqarah/2:127
f.
Basar
Basar berarti melihat sesuatu, baik yang telah,
sedang, maupun yang akan terjadi. Penglihatan Allah tidak dibatasi oleh alat
dan waktu. Kebalikannya adalah ‘umyun yang berarti buta. Sebagaimana Allah
berfirman dalam surat al-Hujarat/49:18.
g.
Kalam
Kalm berarti berbicara, sedangkan kebalikannya
adalah bukmun yang berarti bisu. Karena Allah berbicara, Dia dapat berfirman,
member janji, dan peringatan yang ditunjukkankepada makhluk-Nya. Firman-firman-Nya
tersusun dengan rapi di dalam kitab suci yang diturunkan lepda rasul-rasul-Nya.
Hal itu menunjukkan bahwa Allah tidak mungkin brsifat bisu. Allah berfirman
dalam surat an-NIsa’/4:164
4.
Sifat Ma’nawiyah
Sifat ma’nawiyah adalah sifat-sifat yang
berhubungan dengan sifat ma’ani atau merupakan kelanjutan sifat-sifat ma’ani.
Dengan kata lain, adanya tujuh sifat ma’ani berarti ada tujuh sifat ma’nawiyah.
Ketujuh sifat ma’nawiyah dimaksud adalah sebagai berikut.
a.
Qadiran
(Mahakuasa)
Allah SWT bersifat qadiran yang berarti Dia
Mahakuasa.
Allah berfirman dalam surat al- An’am/6:37.
b.
Muridan (Maha Berkehendak)
Allah bersifat muridan yang berarti Dia Maha
Berkehendak. Allah berfirman dalam surat an-NIsa’/4:26.
c.
‘Aliman (Maha Mengetahui)
Allah bersifat ‘aliman yang berarti Dia Maha
Mengetahui.
Allah berfirman dalam
suratal-Hujarat/49:16.
d.
Hayyan (Maha Hidup)
Allah bersifat hayyan yang berarti Dia maha
hidup.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran/3:2.
e.
Sami’an (Maha Mendengar)
Allah bersifat sami’an yang berarti Dia Maha
Mendengar. Allah berfirman dalam surat an-NIsa’/4:134.
f.
Basiran (Maha Melihat)
Allah bersifat basiran yang berarti Dia Maha
Melihat.
Allah berfirman dalam surat
al-Isra’/17:17.
g.
Mutakalliman (Maha Berbicara)
Allah bersifat mutakalliman yang berarti Dia
Maha Berbicara. Allah berfirman dalam surat at-Taubah/9:6.
C. Perilaku Orang
Yang Beriman kepada Sifat-Sifat Alla SWT
1.
Menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya denganselain Dia ksrena Dia berbeda dengan semua makhluk
ciptaan-Nya.
2.
Tidak berprasangka buruk krpada Allah walaupun
hanya dalam hati karena Dia Maha Mendengar terhadap segala sesuatu meskipun
tidak bersuara.i dari segala yang buruk. Dan berusaha tidak sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar