menu

Selasa, 06 Desember 2016

Akidah Islam

Bab I : Akidah Islam

A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 

1. Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang berarti dari kata aqada Menurut bahasa, kata tersebut mempunyai arti ikatan. 

2. Pengertian Akidah Islam Menurut Istilah Akidah menurut istilah adalah beberapa urusan yang harus dibenarkan oleh hati yang mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan, dan tidak tercampur sedikitpun dengan keraguan. 

 

 B. DASAR-DASAR HUKUM AKIDAH ISLAM 

1. Al-Qur’an Al-Qur’an adalah firman Allah swt. Yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW. Dengan perantara malaikat Jibril. Di dalam kitab suci Al-Qur’an diterangkan akidah islam yang sesuai kehendak Allah swt. Akidah islam termuat didalam kedua kalimah syahadat yang artinya sebagai berikut. “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah”.

 2. Hadist Hadist ialah segala ucapan, perbuatan dan takrir (sikap diam) nabi Muhammad saw. Hadist dijadikan sebagai dasar hukum kedua dengan beberapa alasan, antara lain sebagai berikut. 

 a. Segala yang diucapkan rasulullah saw berdasarkan petunjuk wahyu dari Allah swt sebagai berikut firman-Nya dalam Q.S. al-Haqqah/69:44-46 

b. Allah SWT telah member petunjuk kepada manusia agar menguti kebenaran yang disampaikan Rasulullah SAW sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-Hasyr/59:7 

c. Banyak hadist yang menjelaskan maksud beberapa Al-Qur’an yang masih bersifat global, termasuk masalah akida Islam. Contohnya Allah SWT berfiman dalam Q.S. an-Nisa’/4:36 

C. Tujuan Mempelajari Akidah Islam 

1. Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana yang benar dan yang salah sehingga hidupnya diridhoi AllahSWT. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah/2:185.

 2. Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh dari petunjuk hidup yang benar. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. al-An’am/6:153. 

D. Manfaat Mempelajari Akidah Islam 

1. Dapat memperoleh petunjuk hidup yang benar, yang sesuai kehendak Allah SWT yang telah mencipta alam semesta, termasuk diri kita sendiri. 

 2. Selamat dari pengaruh kepercayaan lain yang hanya akan membawa kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran. 

3. Memperileh ketentraman dan kebahagiaan hidup yang hakiki karena mempunyai hubungan batin yang dekat dengan Allah SWT.

 E. Hubungan Iman, Islam, dan Ihsan 

1. Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan a. Iman Pengertian iman terungkap dalam percakapan antara rasulullah SAW dan malaikat Jibril sebagai berikut. “ Jibril bertanya, “Apakah iman itu?” Beliau menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, nabi-nabi, kematian dan hisup sesudah mati, surge dan neraka, hisab dan mizan, serta takdir yangbaik maupun yang buruk….” (H.R.Ahmad nomor 16851dari Abi Malik) .

 Menurut hadist diatas, iman meliputi enam perkara, yaitu 

 1) Iman kepada Allah SWT

 2) Iman kepada hari akhir (termasuk kematian dan hidup sesudah mati, surga dan neraka, hisab dan mizan)

 3) Iman kepada malaikat

 4) Iman kepada kitab-kitab Allah 

 5) Iman kepada rasu-rasul Allah 

6) Iman kepada takdir 

b. Islam Pengertin islam terungkap dalam hadist berikut ini “ Islam dibangun (ditegakkan) di atas lima pekara, yaitu persaksian bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, melaksanakan haji, dan puasa Ramadan.” (H.R. al-Bukhari nomor 8dan dari ibnu Umar) 

c. Ihsan Ihsan ada dua macam, yakni Ihsan kepada Allah dan Ihsan kepada sesame manusia. Pengertia Ihsan kepada Allah terungkap dalam hadist berikut. “ Apakah Ihsan? Ihsan adalah bahwasannya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya (di depanmu) . Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Dia melihatmu.” (H.R. al-Bukhari nomor 48 dari Abu Hurairah) 

 2. Hubungan Islam, Iman, Ihsan Untuk mengetahui hubungan iman, islam, dan ihsan, kita perlu memerhatikan sunnah (praktik) Rasulullah SAW sebagai pengemban amanah dari Allah SWT. Dalam praktiknya, Rasulullah SAW menyatukan ketiga hal tersebut. Iman sebagai landasan keyakinannya, sedangkan islam dan ihsan sebagai bukti nyata adanya keimanan tersebut. Islam dan ihsan berupa perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pengakuan iman seseorang tidak ada artinya sama sekali apabila tidak dibuktikan dengan amal nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, islam dan ihsan (perbuatan nyata) dalam kehidupan sehari-hari tidak diterima Allah apabila tidak dilandasi dengan iman yang benar. Dengan demikian, jelaslah kiranya bahwa iman, islam, dan ihsan merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.

 F. Perilaku yang Sesuai dengan Nilai-NIlai Akidah Islam 

1. Beribadah kepada Allah SWT dengan hati yang ikhlas, tanpa perasaan terpaksa dan terbebani. Dan Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memurnikan niat dalam beribadah hanya kepada AllahSWT.

 2. Berusaha menghindarkan diri dari segala bentuk kemusyrikan, baik dalam beribadah maupun perbuatan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar